Angela Merkel (kiri) dan Dilma Rousseff (Foto: Reuters) Angela Merkel (kiri) dan Dilma Rousseff (Foto: Reuters)
NEW YORK – Jerman dan Brasil bekerja sama untuk menghentikan aksi penyadapan berlebihan Amerika Serikat (AS). Kedua negara mengajukan proposal penolakan aksi mata-mata berlebihan ke Majelis Umum PBB.
“Negara PBB harus mengakhiri aksi (penyadapan) yang melanggar HAM. Hukum nasional suatu negara harus sejalan dengan hukum internasional,” sebut sebagian isi proposal tersebut, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/11/2013).
Proposal itu rencananya akan dibawa ke Majelis Umum untuk dilakukan voting pada bulan depan. Resolusi Majelis Umum bersifat tidak mengikat layaknya resolusi Dewan Keamanan. Namun, resolusi Majelis Umum bisa memiliki legitimasi moral jika meraih dukungan dari mayoritas anggota.
Sebagian pengamat menduga proposal dari tersebut akan meraih dukungan penuh di Majelis Umum. Sebab, banyak negara yang kesal dengan aksi penyadapan berlebihan AS.
Jerman dan Brasil memang menjadi korban utama penyadapan AS. Intelijen AS terungkap menyadap telefon milik Kanselir Jerman Angela Merkel bulan lalu. Sebelumnya, mereka kedapatan menyadap telefon milik penasihat staf Kepresidenan Brasil.
Merkel menanggapi penyadapan telefonnya dengan keras. Dia menguhubungi Presiden AS Barack Obama untuk melayangkan protes. Dia juga mengirim delegasi ke AS untuk meminta penjelasan yang lebih detail. Sementara Presiden Brasil Dilma Rouseff menghentikan rencana pembelian jet tempur AS.
Wahyu Dwi Anggoro - Okezone