Nasib miris hewan koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) tak hanya membuat warga Indonesia mengelus dada. Dunia pun ikut miris, tak seharusnya kondisi tersebut terjadi di negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling kaya di muka Bumi.
Sejumlah media massa terkemuka dunia memuat pemberitaan soal kondisi harimau yang kurus, burung pelikan yang berdesakan dalam kandang, juga kematian tak wajar seekor jerapah, dengan gumpalan plastik pembungkus makanan seukuran bola pantai di perutnya.
Situs berita Amerika Serikat, FOX News memuat artikel berjudul, "Nightmare zoo in Indonesia shaken by giraffe death", sementara Telegraph Inggris memberi judul, "Indonesia 'nightmare' Zoo'.
"Saat ini Kebun Binatang Surabaya adalah mimpi buruk, dipenuhi masalah kelahiran binatang yang tak terkendali, kurangnya dana untuk kesejahteraan hewan, dan kecurigaan bahwa stafnya terlibat dalam perdagangan satwa liar ilegal," demikian dimuat situs Standard.net, yang menurunkan berita "New attention on what could be the world's worst zoo". KBS mungkin kebun binatang paling buruk di dunia.
Juga tak kurang dari 10 media terkemuka lainnya memuat berita senada. Mereka menggunakan kata kunci yang sama, KBS adalah "mimpi buruk" bagi para penghuninya.
Satwa terakhir yang diketahui terakhir mati di KBS adalah jerapah bernama Kliwon (30). Ketua Tim Pengelola Sementara (TPS) KBS Jilid II, Tony Sumampau menceritakan, hasil otopsi menunjukkan, paru-paru jerapah terlihat pucat, sebagian besar ada tuberkel atau tonjolan keras.
Selain itu, bentuk hati tidak beraturan, digerogoti cacing hati yang sudah membentuk liang-liang. Sementara dalam rumen, salah satu bagian lambung, ditemukan gumpalan plastik yang cukup banyak.
Kliwon bukan satu-satunya binatang yang menemui ajal di KBS. Sebelumnya, seekor Celeng Goteng koleksi KBS ditemukan tak bernyawa 24 Februari 2012. Ditemukan tanda-tanda keracunan sianida di lambung, jantung, dan paru-parunya babi hutan yang habitat aslinya di Pulau Jawa itu. Hingga kini penyebab pasti tewasnya hewan itu masih misterius.
Ada sejumlah dugaan terkait kematian hewan tersebut: apakah sianida berasal dari pakan berupa singkong yang sudah busuk, atau ia memang sengaja diracun. Dugaan pertama dibantah Tony. "Kalau keracunan (singkong) tak mungkin hanya satu satwa yang mati," kata dia saat itu.
Pada pertengahan November 2011, seekor Kijang jantan dengan nama latin Muntiacus berumur 1 tahun mati. Pihak KBS menyatakan matinya kijang karena faktor alam, karena kedinginan setelah Surabaya diguyur hujan deras.
Sebelumnya, pada 8 November 2011, terkuak kematian Komodo berusia 20 tahun itu terkuak hari ini, Selasa, 8 November 2011. Penyebab kematiannya masih jadi teka-teki.
Data menyebut, hampir 250 hewan koleksi KBS mati selama 2011. Di antaranya, kambing gunung di Kebun Binatang Surabaya mati akibat pencernaannya terganggu. Ternyata, setelah dibedah, di dalam perutnya ditemukan kantong plastik kresek. Begitu juga dengan matinya seekor buaya. Di dalam perutnya ditemukan 25 batu. (sj)
• VIVAnews