Pengembang aplikasi maupun game Indonesia memiliki kompetensi dan potensi yang memadai untuk berkompetisi di pasar aplikasi regional maupun global. Sejumlah aplikasi karya developer Indonesia telah menembus pasar global melalui toko aplikasi online dalam berbagai platform.
"Kompetensi mereka bagus, tinggal kita dorong untuk lebih marketable dan memenuhi pasar global," kata Farid Zulkarnain, Executive Vice President Business Development Navcore Nextology, mitra Microsoft Indonesia di sela-sela acara Developer Conference 2012: Windows 8 di Yogyakarta, 16 Mei 2012.
Menurut Farid, konferensi ini merupakan kesempatan yang bagus dan langka bagi pengembang aplikasi Indonesia. Sebagai informasi, konferensi ini juga dihadiri oleh sejumlah petinggi Microsoft.
Petinggi Microsoft yang hadir antara lain Corporate Walid Abu-Habda (Vice President Developer and Platform Group), Said Zahedani (General Manager, Developer and Platform Group), Herman Widjaja (Senior Software Test Lead), serta Andreas Diantoro (President Director Microsoft Indonesia) sebagai keynote speaker.
“Mereka ingin melihat potensi developer Indonesia secara langsung sekaligus memberikan dorongan,” kata Farid.
Dalam pandangan Farid, pasar aplikasi dan game tumbuh secara signifikan. Ini seiring dengan pertumbuhan pengguna Internet dan smartphone di Indonesia.
Sebagai contoh, berdasarkan data yang dirilis pada akhir tahun 2011, jumlah pengunduh game dari telepon seluler mencapai sekitar 8 juta unduhan.
Indonesia juga tercatat sebagai negara pengunduh game terbesar ketiga di dunia dengan rata-rata 500 ribu unduhan setiap hari. Begitu juga dengan pengguna Internet yang tercatat 55 juta pengguna hingga akhir tahun 2011, berdasarkan data ICT Watch.
“Kami cukup yakin pasar aplikasi semakin berkembang tahun ini,” ucap Farid. Apalagi pengguna broandband di Indonesia diperkirakan sudah melewati 100 juta pengguna di awal tahun ini.
Dalam workshop tiga hari ini mereka mendapat materi tentang pengembangan aplikasi dengan memafaatkan fitur-fitur terbaru dari Windows 8 yang sangat menarik. Antara lain Metro Apps, Live Tile, Charm Bar, Windows Store, dan lain-lain.
“Fitur-fitur ini cukup membantu developer untuk menghasilkan aplikasi yang lebih hidup dan interaktif,” kata Silas Sebastian Sihotang, Engagement Manager Navcore Nextology.
Peserta tidak hanya diajarkan konsep dan teknik pengembangan, tapi juga membangun aplikasi di atas Windows 8 secara sendiri-sendiri maupun berkelompok.
Silas mengatakan, setiap peserta sudah menyiapkan ide aplikasi yang akan dikembangkan di pelatihan. Diharapkan aplikasi ini sudah relatif siap untuk diuji coba. Sehingga, ini bisa membuka peluang perbaikan agar sesuai standar pasar. Dia yakin konferensi ini memberikan dampak yang besar bagi ekosistem pengembangan perangkat lunak di Indonesia.
“Apalagi di Indonesia banyak sekali web developer yang handal,” katanya.
Sedangkan Ridi Ferdiana, akademisi bidang teknologi informasi dari Universitas Gajah Mada (UGM), mengatakan pendekatan Microsoft dengan Windows Store untuk memasarkan aplikasi Windows 8 membuka peluang bagi developer Indonesia menembus pasar global.
“Apalagi kalau sekadar menembus pasar domestik,” katanya.
Peluang ini didukung oleh Windows 8 yang tidak hanya berjalan di PC, tapi juga di tablet berbasis Intel maupun ARM prosesor dan bahkan di game console (X-Box). Kondisi ini memperbesar pasar yang bisa diraih oleh developer Indonesia.
“Selain dapat membuka lapangan kerja, penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual bisa lebih terkendali,” katanya.
Developer Conference 2012: Windows 8 Hackathon ini diikuti oleh 1.000 pengembang dari kalangan akademisi, praktisi IT start up, freelancer, mahasiswa, dan pengembang perangkat lunak untuk mendalami teknik-teknik pengembangan aplikasi di atas platform terbaru di Windows 8.
Pelatihan ini tercatat sebagai konferensi dengan peserta terbanyak yang akan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) yang berlangsung 24 jam nonstop. (sj)
• VIVAnews