Karenanya,tak heran juga jika agensi modeling di Indonesia pun semakin menjamur. Alasannya? Tentu saja karena modeling memang merupakan celah gurih untuk mendirikan usaha. Apalagi dunia hiburan saat ini banyak menyedot para model untuk digunakan sebagai talent.Sebut saja production houseyang memproduksi berbagai acara televisi,seperti sinetron, film,talkshow,variety show,dan berbagai acara lainnya.
Industri media pun tak kalah saing. Kebutuhan pemotretan katalog hingga sampul majalah banyak memanfaatkan kecantikan wajah para model sebagai objeknya.Ada lagi industri fashionyang mengedepankan citra sebagai nilai jual.Dari pekan mode hingga berbagai brand ternama,seperti tas,jam tangan,dan adibusana membutuhkan model cantik dan molek sebagai ikonnya. Semuanya dilakukan guna mengedepankan citra produk yang mereka bawakan.
Karena itu,bukan kejutan bila selain agensi,kompetisi modeling pun kini banyak diselenggarakan. Tujuannya bukan sekadar mengasah bakat-bakat muda di bidang modeling, juga memperkenalkan “wajah”Indonesia ke panggung yang lebih luas.Hal yang juga merupakan misi dari Filantropi Witoko,perwakilan Indonesia di ajang kompetisi model bergengsi Asia’s Next Top Model.
Kompetisi yang merupakan cabang dari reality show populer America’s Next Top Model itu ditayangkan secara eksklusif di RCTIsetiap Kamis pukul 22.30,juga di saluran televisi berbayar,Star World,setiap hari Minggu pukul 20.00,dan dipandu oleh model,aktris,sekaligus presenter Nadya Hutagalung.
Di ranah mode,Filantropi bukanlah anak bawang.Wajah cantiknya cukup sering warawiri di atas catwalk maupun di berbagai fashion spread di majalah wanita.Di Asia’s Next Top Model, model berusia 24 tahun itu bersaing dengan 13 kompetitor dari Thailand, Taiwan,Jepang, Vietnam,Korea Selatan,Hong Kong,Filipina,Malaysia, India,Singapura,dan Nepal. “Saya senang bisa mewakili Indonesia di Asia’s Next Top Model,”kata Filantropi.“Saya optimistis bisa memenangi kompetisi ini karena saya ingin Indonesia lebih dikenal di mata dunia,”imbuhnya.
Nadya Hutagalung pun tidak ketinggalan memberikan dukungan atas potensi model Indonesia di ajang Asia’s Next Top Model.“Menurut saya, model-model Indonesia sudah mulai menarik perhatian dunia,dan acara ini adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mendapat exposure. Itulah mengapa saya mengajak wanita-wanita di Indonesia yang memang berambisi jadi model,atau wanita-wanita yang sering mendapat saran ‘you should be a model’ dari banyak orang,untuk ikut berpartisipasi,”kata mantan VJ MTV ini.
Selain itu,Nadya mengatakan Asia’s Next Top Model bisa menjadi gerbang untuk membuat industri modeling Asia semakin meningkat.“Asia kini sudah mulai masuk radar.Kalau kita lihat runwaydi Amerika atau Eropa, selalu ada model Asia.Dunia perlu model dari Asia untuk mewakili wanitawanita Asia dan untuk merepresentasikan apa yang sedang terjadi di belahan dunia ini,”papar wanita berdarah Indonesia-Australia tersebut.
Pamor model Asia memang tengah meningkat saat ini,yang dibuktikan dengan semakin banyaknya model asal China,Jepang,dan Korea yang terlihat hilir mudik di panggung mode internasional pada beberapa tahun terakhir. “Dalam beberapa tahun terakhir,permintaan model Asia terus meningkat,”ujar Angelica Cheung,Editor-in-Chief Vogue China.
“Dulu,hanya nama Du Juan yang pernah disebut sebagai supermodel Asia,sekarang mereka ada di manamana,” sambung Cheung. Model Asia kini memang tengah naik daun,namun bukan berarti sejak dulu tidak ada model Asia yang berprestasi. berhasil membuktikan bahwa wanita-wanita Asia tidak hanya eksotis,juga mampu bersaing di dunia internasional.
Du Juan merupakan model Asia pertama yang menjadi model sampul majalah Vogue Prancis dan kerap menjadi model utama di show Valentino dan Yves Saint Laurent. Firma konsultan Bain & Co berpendapat, “naiknya” model-model Asia,terutama China,di ranah mode dunia juga disebabkan Asia yang kini menjadi pasar potensial bagi banyak label mode.
“Secara umum,label-label mode Eropa dan Amerika yang masuk ke pasar Asia juga meningkatkan selera fashion masyarakat dan membuat industri fashion bertumbuh semakin pesat, termasuk di dalamnya para model,” papar perwakilan Bain & Co.Alasan lain,tentu karena banyaknya konsumen Asia yang haus akan produk mewah.
Sumber : seputar-indonesia.com