Profesi make up artist dan hairdresser bukan melulu menyoal pilihan warna perona mata atau tren rambut terbaru, melainkan juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat.
“Kami menyebut generasi baru make up artist itu sebagai beautypreneur,”ujar Wulan Tilaar Windarto,Vice Chairman Martha Tilaar Group,sekaligus Direktur Puspita Martha International Beauty School.Penata rias yang jago berbisnis sehingga bisa membuka lapangan kerja baru itu memang merupakan misi utama Puspita Martha.Karenanya,para siswa tidak hanya diajarkan berbagai ilmu mengenai kecantikan,tapi juga cara berbisnis dan berperan aktif dalam penciptaan lapangan kerja.
“Pendidikan formal memang penting, namun lewat Puspita Martha International Beauty School,Martha Tilaar Group ingin memberikan alternatif pilihan profesi yang menghasilkan di luar profesi dari pendidikan formal,”tutur Wulan dalam konferensi pers Puspita Martha Graduation 2012. Mengambil tema “A Celebration of Beauty Excellence”,Puspita Martha ingin merayakan kekuatan baru industri kecantikan yang selama ini belum banyak dilirik.
idak hanya itu,Puspita Martha juga sekaligus merayakan kelulusan lebih dari 1.900 siswa pada tahun ajaran 2012 dari ketujuh cabang sekolah kecantikannya yang berlokasi di Jakarta,Bandung,Yogyakarta,dan Solo.Adapun wisuda akbar tersebut diselenggarakan di Upper Room,Wisma Nusantara, Jakarta,dan diwakili oleh 600 wisudawan. “Sejak tahun 1972 ketika Puspita Martha didirikan,kami sudah meluluskan lebih dari 350.000 alumni,”kata Presiden Direktur Martha Beauty Gallery Bernard T Widjaja.
“Dari ratusan ribu lulusan tersebut, banyak di antara mereka yang sukses menciptakan lapangan kerja di bidang kecantikan,”imbuhnya. Atas alasan tersebut,sekaligus berkenaan dengan ulang tahun ke-75 dari sang pendiri,Dr Martha Tilaar,Puspita Martha juga menganugerahkan Beautypreneurship Awards,yakni sebuah penghargaan yang diberikan kepada 75 alumni Puspita Martha terpilih.
Wulan menyebutkan,pemberian apresiasi Beautypreneurship Awards tersebut juga sekaligus menunjukkan bahwa profesi make up artist sudah tidak lagi dipandang sebelah mata. “Terbukti telah banyak alumni sekolah ini yang sukses untuk menciptakan lapangan kerja.Tidak hanya di dalam negeri,juga di mancanegara,”tutur Wulan, sembari menambahkan tiga di antara penerima Beautypreneurship Awards merupakan para pengusaha yang sudah go international hingga Belanda dan Suriname.
Murni Srijani Dasai Djamin,alumnus Puspita Martha International Beauty School,yang memiliki basis bisnis di Suriname, mengatakan menjadi make up artist merupakan mimpi yang mewujud nyata. Alumni lainnya,Yunita Wowor, kini sudah memiliki bisnis yang berkembang dari salon kecantikan,spa,hingga wedding organizer.Bernard mengatakan, patokan sukses sebagai beautypreneur tidak berdasar pada kepemilikan gedung besar yang memuat salon kecantikan,spa,atau studio foto.
“Pada dasarnya,kami memang tidak mendidik mereka menjadi karyawan,untuk melamar pekerjaan di suatu tempat.Biasanya mereka mulai dari freelancer, kemudian berkembang jadi punya klinik dan karyawan.Tetapi (usahanya) ini tidak harus punya gedung.Mereka kreatif sekali dalam hal ini,”tutur Bernard.
Sumber : seputar-indonesia.com