Polisi: Pisau yang Lukai Editor Metro TV Dibeli Sendiri
28 Juli 2020, 09:00:00 Dilihat: 482x
Jakarta -- Polisi menemukan bukti pendukung yang menyatakan bahwa video editor Metro TV, Yodi Prabowo, membeli sendiri pisau yang diduga kuat menjadi alat untuk melukai dirinya hingga berujung kematian.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menyatakan bahwa dari hasil penelusuran, penyidik menemukan rekaman CCTV yang mendapati Yodi membeli pisau itu di toko ritel Ace Hardware yang terletak di wilayah Rempoa, Jakarta Selatan.
"Beberapa hari yang lalu (waktu pembelian), kemudian di cek CCTV-nya dan didapatkan fakta bahwa yang membeli pisau itu adalah korban sendiri," kata Tubagus dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7).
Semula, rekaman itu didapatkan lantaran penyidik perlu mengetahui asal dari datangnya pisau yang ditemukan di lokasi TKP tempat penemuan jenazah Yodi.
Tubagus menguraikan bahwa pisau tersebut memiliki merek khusus yang hanya dijual di toko ritel tempat penyidik menemukan rekaman CCTV pembelian oleh korban tersebut.
"Kemudian penyidik melakukan penelusuran dari mana datangnya pisau ini. Yang menjual hanya toko ini (Ace Hardware)," kata dia.
Dia pun merincikan bahwa hanya ada satu pisau merk tersebut yang laku terjual dalam kurun waktu seminggu sebelum kejadian. Hal itu memudahkan penyidik untuk memeriksa rekaman CCTV terjualnya pisau itu.
Setelah rekaman CCTV diperiksa, ditemukan visual korban masih mengenakan pakaian yang sama saat jenazah dirinya ditemukan di pinggir jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ulujami, Jakarta Selatan pada 10 Juli lalu.
"Jadi pisau itu sebagai alat (melukai) dibeli sendiri. Apa buktinya, CCTV, bon struk, sampai ke tempat parkir ada. Bagaimana dia masuk dan keluar," jelas Tubagus sembari memperlihatkan hasil tangkapan layar rekaman CCTV kepada awak media.
Dia pun meyakini bahwa Yodi mendatangi toko ritel itu dengan keinginan hanya untuk membeli pisau. Hal itu, kata dia, dibuktikan dari rentan masuk Yodi masuk hingga keluar toko yang hanya berkisar delapan menit.
Secara rinci, Tubagus menerangkan bahwa Yodi yang memasuki toko langsung mendatangi rak bagian pisau tersebut dan mengambilnya. Kemudian, dia berdiam sejenak di tempat itu selama kurang lebih dua menit sebelum akhirnya mendatangi kasir untuk melakukan pembayaran.
"Artinya, hanya satu yang dia cari di toko itu, yaitu pisau," pungkas dia.
Kemudian, rekaman CCTV itulah yang menjadi salah bukti pendukung kesimpulan polisi bahwa Yodi melakukan bunuh diri.
Sebagai informasi, saat jasad Yodi ditemukan, dia dalam keadaan terlungkup dengan bersimbah darah disekitar tubuhnya. Pisau itu kemudian ditemukan berada di bawah tubuh editor video itu yang terlungkup.
Diduga kuat, alat tersebut digunakan untuk melukai korban hingga akhirnya meninggal. Sementara, dari hasil pemeriksan laboratorium forensik, polisi mendapati bahwa hanya terdapat sidik jari korban di pisau itu.
"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus.
Dalam hal ini, penyidik belum dapat menyimpulkan secara lugas ihwal motif dari korban melakukan tindakan tersebut. Hanya saja, kata dia, diduga kuat bahwa korban mengalami depresi.
Beberapa bukti pendukung yang didapatkan misalnya, bahwa selama penyidikan polisi menemukan ada transaksi pembayaran yang dilakukan korban di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta untuk pemeriksaan kesehatan dengan dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.
Kemudian, setelah melakukan konsultasi dokter, korban melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan pengetesan penyakit human immunodeficiency viruses (HIV).
"Taktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit dan kelamin. Apakah ini terkait adanya dugaan bunuh diri, sangat terkait. Dengan kemungkinan munculnya depresi," kata dia.
Sumber : cnnindonesia.com